Kabupaten Bekasi, – KeizalinNews.Web.id – Jawa Barat – Miea (31), seorang janda muda yang berjuang seorang diri menghidupi dua buah hatinya, kembali terhempas dalam pusaran nestapa. Setelah menjadi korban rayuan gombal seorang pria hidung belang yang berujung pada viralnya fitnah “pelakor” di media sosial, kini ia justru dilarang berjualan di kawasan sekitar Pemda Kabupaten Bekasi. Ironis!
Ibu muda yang gigih mencari nafkah dengan berjualan kopi ini didatangi oleh segerombolan pedagang yang langsung mengusirnya. Tak hanya itu, seorang yang mengaku dari Karang Taruna setempat juga mengirimkan pesan WhatsApp bernada ancaman, melarang Miea berjualan di area tersebut. Tanpa belas kasihan, mereka mengusir Miea saat ia baru saja membuka lapaknya, merampas mata pencahariannya.
“Saya bingung dan sedih bukan kepalang. Kenapa saya yang jelas-jelas menjadi korban, malah dilarang berjualan? Ini tidak adil!” ratap Miea dengan nada pilu yang menusuk hati.
Miea dengan tegas menjelaskan bahwa konten “pelakor” yang diviralkan itu sama sekali bukan kesalahannya. Ia mengaku telah menjadi korban penipuan seorang pria bejat yang mengaku sedang dalam proses perceraian. Pria itu bahkan dengan teganya menunjukkan surat perjanjian palsu sebagai bukti untuk meyakinkan Miea.
“Saya tidak tahu apa-apa! Saya hanya berjualan kopi untuk menghidupi anak-anak saya. Saya tidak pernah berniat merebut suami orang, apalagi menjadi pelakor!” tegas Miea dengan suara bergetar.
Kini, Miea harus menghadapi kenyataan pahit kehilangan satu-satunya mata pencaharian. Ia sangat berharap ada pihak berwenang yang berhati nurani untuk turun tangan dan memberikan keadilan yang seadil-adilnya baginya.
“Saya mohon dengan sangat, biarkan saya berjualan lagi. Saya hanya ingin mencari rezeki yang halal untuk anak-anak saya. Saya tidak punya pilihan lain,” harap Miea dengan mata berkaca-kaca, menahan air mata yang siap tumpah.
“Padahal saya jualan kopi itu hanya untuk mencari sesuap nasi, untuk menghidupi anak-anak saya,” ratap Miea, air matanya akhirnya tumpah membasahi pipi.
Kisah tragis yang menimpa Miea ini menjadi potret buram tentang bagaimana seorang wanita yang sudah menjadi korban justru kembali dikorbankan oleh keadaan yang kejam. Semoga keadilan segera berpihak pada Miea, dan ia bisa kembali bangkit dari keterpurukan, membuktikan bahwa kebaikan akan selalu menang melawan kejahatan.
Kisah Miea adalah tragedi kemanusiaan yang menyayat hati. Ia adalah potret seorang wanita yang berjuang dengan sekuat tenaga, namun dihancurkan oleh fitnah keji dan keserakahan yang membutakan mata hati. Semoga ada secercah harapan yang datang untuk Miea, dan ia bisa kembali tersenyum, melanjutkan hidupnya dengan tegar.
