Banda Aceh – Konflik lahan antara masyarakat Cot Girek dan PTPN IV Regional VI semakin memanas. Sudah 11 hari aksi blokade berlangsung, membuat aktivitas perusahaan lumpuh dan menyebabkan kerugian ditaksir mencapai miliaran rupiah karena tandan buah segar (TBS) tidak dapat dikeluarkan.
Penasehat Relawan Prabowo Gibran Xperience (PGX) Aceh, Nasruddin, SE, mendesak Pemerintah Kabupaten Aceh Utara untuk segera turun tangan menyelesaikan persoalan ini. Ia menilai, negara tidak boleh kalah dengan aksi sepihak yang mengganggu kepentingan umum dan dunia usaha.
“Negara tidak boleh kalah dengan aksi premanisme. Kalau memang ada dugaan penyerobotan lahan oleh perusahaan, seharusnya diselesaikan lewat jalur hukum. Bukan dengan menduduki jalan akses keluar TBS hingga perusahaan merugi,” tegas Nasruddin, Minggu (6/10/2025).
Menurutnya, tindakan pendudukan jalan dan pemblokiran aktivitas perusahaan tidak dapat dibenarkan dalam negara hukum, terlebih dilakukan terhadap perusahaan yang memiliki izin resmi dari pemerintah.
“Kita harus menghormati proses hukum dan tidak boleh main hakim sendiri,” ujarnya.
Nasruddin juga menyayangkan kerugian besar yang timbul akibat konflik ini, baik bagi perusahaan maupun masyarakat sekitar yang menggantungkan hidup dari aktivitas perkebunan.
“Dampaknya bukan hanya ke perusahaan, tapi juga ke pekerja lokal dan ekonomi masyarakat sekitar,” tambahnya.
Ia berharap Pemerintah Aceh Utara segera hadir untuk memediasi dan memberikan pemahaman kepada masyarakat agar konflik tidak semakin meluas dan mengarah pada benturan horizontal.
“Pemerintah harus hadir dan tegas, demi kepentingan bersama,” katanya.
Selain itu, Nasruddin mengimbau masyarakat agar tidak melakukan tindakan yang memperkeruh suasana. Ia menegaskan pentingnya menjaga perdamaian dan keamanan daerah.
Konflik ini diharapkan dapat segera diselesaikan secara adil dan bijaksana, sehingga tidak menimbulkan kerugian lebih besar bagi semua pihak. Pemerintah Aceh Utara dituntut mengambil langkah konkret dan cepat untuk mengakhiri ketegangan yang berlarut-larut ini.(*)