Bireuen – Di tengah sorotan publik terhadap gaya hidup mewah sejumlah pejabat, sosok Bupati Bireuen, Muklis, justru menunjukkan keteladanan yang langka. Sejak awal menjabat sebagai kepala daerah, Muklis tak pernah mengambil gaji pokoknya sepeserpun. Seluruh penghasilannya setiap bulan justru dialihkan untuk membantu masyarakat miskin dan anak yatim di wilayahnya.
Keputusan mulia ini bukan tanpa alasan. Muklis mengaku langkah tersebut merupakan wujud nyata janji kampanyenya saat mencalonkan diri sebagai bupati. Ia berkomitmen menjadikan jabatan bukan sebagai ladang mencari kekayaan, melainkan sarana untuk mengabdi kepada rakyat.
“Sejak awal saya niatkan, gaji bupati bukan untuk saya pribadi. Lebih baik diberikan kepada mereka yang benar-benar membutuhkan, seperti fakir miskin, anak yatim, dan warga kurang mampu,” ujar Muklis dalam sebuah kesempatan.
Setiap bulan, gaji pokok Muklis disalurkan melalui berbagai program sosial. Bantuan diberikan secara langsung maupun lewat lembaga dan komunitas lokal agar penyalurannya tepat sasaran. Sikap dermawan ini mendapat banyak apresiasi dari masyarakat dan tokoh publik di Bireuen.
Langkah Muklis menempatkannya dalam jajaran pejabat Indonesia yang memilih tidak mengambil gaji selama menjabat. Sikap ini dinilai sebagai bentuk pengabdian dan cinta kepada masyarakat, serta contoh nyata bahwa jabatan publik seharusnya dijalankan dengan ketulusan.
“Kalau bukan sekarang kita berbuat untuk rakyat, kapan lagi? Jabatan ini amanah. Saya hanya ingin memastikan amanah ini memberi manfaat sebesar-besarnya untuk masyarakat,” tambahnya.
Masyarakat Bireuen berharap, keteladanan Bupati Muklis dapat menginspirasi pejabat lain untuk lebih peduli terhadap kondisi rakyat kecil. Di tengah berbagai tantangan ekonomi, kehadiran pemimpin dengan hati tulus seperti Muklis menjadi angin segar bagi daerah.(*)