Keizalinnews.web.id, PALI – Debu dari aktivitas angkutan batubara di Jalan Servo Lintas Raya (SLR), tepatnya di KM 49 hingga KM 51, kembali dikeluhkan warga. Kebun karet milik warga yang berada di sepanjang jalur tersebut tercemar, terutama sejak masuknya musim kemarau.
IN, penyadap karet asal Desa Siku, Muara Enim, mengaku aktivitasnya terganggu akibat debu pekat yang setiap hari menyelimuti kebun.
“Setiap mobil batubara lewat, debunya langsung masuk ke kebun kami. Jalan hanya disiram dua sampai tiga kali sehari, sisanya kering dan berdebu parah,” ungkapnya.
Keluhan serupa disampaikan Yanto dari wilayah Tanah Abang. Ia menilai debu batubara tak hanya mengganggu, tapi juga membahayakan kesehatan.
“Debu ini bisa picu penyakit paru-paru, tapi perusahaan terkesan abai,” ujarnya.
Pihak Humas PT Servo Lintas Raya (SLR) saat dikonfirmasi hanya menjawab singkat, “Kami akan sampaikan ke bagian pengawasan penyiraman.” tulisnya melalui pesan WhatsApp.
Menanggapi hal itu, Aktivis Dwi Saputra, S.H., mendesak agar PT SLR segera bertindak cepat. Ia juga meminta Dinas Lingkungan Hidup dan DPRD PALI turun ke lapangan.
“Jangan tunggu warga sakit dulu baru bertindak. Ini musim kemarau, debu makin parah,” tegasnya. (“Red”)









