Keizailinnews online Aceh Timur Nanggroe Aceh Darussalam NAD – hiruk-pikuknya Kampanye menjelang hari pencoblosan terus bergema baik di kawasan perkotaan Ibukota Aceh Timur maupun di ditingkat Kecamatan maupun Gampong dan semua para Kandidat memakai slogannya Masing-masing mulai dari Sah,Rahmat, Azan dan Meusanet yang terus menerus melakukan Kompanye demi mendapatkan Perhatian dan simpati masyarakat Aceh Timur,berbagai program terus di tawarkan mulai dari pemberantasan Kemiskinan maupun penyediaan lapangan kerja dan berbagai program lainnya yang pro rakyat dan semuanya demi Aceh Timur yang lebih baik dimasa yang akan datang hari ini minggu 22 November 2024

teks foto Kondisi dalam Rumah Nurma Usman
namun berbeda halnya dengan salah satu keluarga yang berdomisili di Dusun Peutua, Gampong Snb Buya Kecamatan Idi Tunong yang berada di pedalaman ini menjadi saksi bisu perjuangan hidup sebut saja Nurma Usman (41), dan suaminya Rustam Rusli (41),yang menjalani kehidupan yang penuh keterbatasan. Tinggal di rumah yang jauh dari kata layak,Nurma Usman Bersama Suami dan ketiga anaknya Syithah (19), Maulida (17) dan Muliadi (13) bertahan hidup dengan kondisi serba kekurangan, apalagi anaknya yang Pertama Syithah yang keterbelakangan mental,namun sayangnya anak ini tidaklah mendapatkan perhatian dari dinas Terkait.
Teks foto Nurma Usman bersama dengan anak pertamanya Syithah yang mengalami kondisi keterbelakangan mental
Nurma Usman merupakan seorang perempuan yang terus berjuang demi ke tiga anaknya dua diantaranya masih bersekolah. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, ia bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan yang jauh dari cukup. Pendapatannya hanya bisa digunakan untuk membeli kebutuhan pokok, sementara untuk bantuan yang diterima selama ini hanya PKH,BPNT dan Sembako dan itu semua digunakan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anaknya,kemampuan untuk membangun Rumah Nurma dan suaminya belum mampu,karena saat ini suaminyapun hanya bekerja mocok mocok jika ada warga yang membutuhkan tenaganya
“Saya hanya ingin anak-anak saya tetap sekolah, meskipun kami harus berjuang dengan keadaan seperti ini. Tapi kadang sulit, kalau hasil kerja saya tidak cukup untuk beli buku atau bayar keperluan sekolah,” ungkap Nurma dengan penuh harap
saat media ini mendatangi rumah Nurma dan mempertanyakan apakah selama ini tidak ada bantuan dari Gampong Snb Buya misalnya rumah Rehap atau sejenisnya? tidak ada ujarnya, bantuan yang diterima olehnya seng dan triplek itupun hanya dari seorang warga ujarnya bukan dari Pemerintah Gampong atau kecamatan.
Namun, apa yang lebih menyedihkan adalah kurangnya perhatian dari pemerintah desa setempat. Hingga saat ini, Nurma belum pernah mendapatkan bantuan sosial maupun perhatian khusus dari program-program desa yang seharusnya menyasar warga kurang mampu seperti dirinya. Padahal, kondisi tempat tinggal Nurma dan keluarganya jelas memperlihatkan bahwa ia sangat membutuhkan uluran tangan dari semua pihak.
Kondisi ini memunculkan pertanyaan besar padahal saat ini program rumah Rehap dari APBA APBN tahun ini 2024 terus meluncur kesetiap kecamatan di Aceh Timur mengenai pemerataan distribusi bantuan sosial tersebut perlu dipertanyakan? karena yang mendapatkan rumah Rehap tersebut hanya untuk orang orang yang memiliki suara besar tidak untuk Nurma warga dusun Peutua, yang hidupnya dibawah garis kemiskinan dan seharusnya pemerintah desa lebih peka terhadap situasi warganya yang kurang mampu seperti Nurma, karena
“Bantuan dari pemerintah itu harusnya adil dan sampai ke yang benar-benar membutuhkan. Kami sebagai tetangga hanya bisa membantu semampu kami,” ujar salah satu tetangga Nurma yang tidak ingin disebutkan namanya di media ini lebih lanjut
Nurma Usman adalah salah satu keluarga atau masyarakat yang terpinggirkan dan tidak mendapatkan haknya dan ini diperlukan perhatian lebih dari pemerintah dan pihak-pihak terkait agar keadilan sosial dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, terutama mereka yang paling membutuhkan,di balik kemajuan yang sering kita digaungkan, masih ada saudara-saudara kita yang hidup dalam kemiskinan.(*)








