Keizalinnews.online Kabupaten OKI – Penyimpangan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) ditingkat sekolah mulai dari sekolah dasar (SD) hingga kejenjang sekolah menengah atas (SMA) nampaknya menjadi fenomena umum, tak lain penyebabnya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan sekolah yang tak transparan.
Sejauh ini kebijakan dana BOS tak mampu menekan penyelewengan anggaran pendidikan, terbukti masih banyak pihak sekolah yang tidak mencantumkan papan pengumuman yang memuat semua informasi laporan penerimaan dan penggunaan dana BOS, hal demikian patut diduga pengelolaan anggaran disekolah tersebut terjadi penyimpangan.
Berdasarkan Permendikbud No 06 Tahun 2021, sekolah wajib menginformasikan semua laporan penerimaan dan penggunaan dana BOS kepada masyarakat secara terbuka.
Seperti halnya tindakan kepala sekolah SMAN 1 Kayuagung, kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), diduga oknum kepala sekolah berinisial M secara sengaja menutup akses informasi pengelolaan dana BOS, agar penyelewengan dana pendidikan di SMAN 1 Kayuagung tidak diketahui publik.
Kami menduga terjadi pengelembungan anggaran (Mark’up) di anggaran Pemeliharaan sarana dan prasarana dengan nilai Rp 130 jutaan lebih TA 2023 dan TA 2024 Rp 231 jutaan lebih.
Jika dugaan itu terbukti sudah selayaknya Dinas Pendidikan Provinsi mencopot jabatan M dan diberi sanksi mutasi ke wilayah terpencil, karena telah merugikan pembendaharaan sekolah, maka oknum M diwajibkan untuk mengembalikan semua kerugian Negara sesuai dengan peraturan Permendikbud No.76 Tahun 2014, Bab Vlll
Kepala sekolah SMAN 1 Kayuagung (M) saat ingin ditemui awak media Kompassidik selalu tidak ada ditempat, sudah beberapa kali kami mendatangi sekolah namun tidak ada juga ditempat bahkan melalui via WhatsApp dan via telpon tetap tidak ada respon apapun.” Setelah di hari Rabu 6/11/24 baru lah kami berjumpa secara langsung dengan kepala sekolah SMAN 1 Kayuagung.
Adapun salah satu awak media yang memantau tampak bagian belakang sekolah yang minimnya perawatan, WC siswa yang tampak jorok dan kotor serta atap plafon yang sudah jebol, hal ini makin menguatkan bahwa dugaan kepala sekolah kurang memperhatikan perawatan disekolah, kenyamanan siswa siswi belajar dan para guru dalam mengajar.
Ditempat terpisah, kami mengkonfirmasi ke ibu Nurlaila bagian Humasnya terkait hal ini, ia mengatakan untuk pembangunan disekolah sudah lama tidak ada pembangunan dari pihak provinsi, dan dana bos juga sudah di alihkan, juga untuk pemeriksaan sudah selesai semua dari mulai BPK provinsi Sumsel dari Polda Sumsel, bahkan dari Polres OKI serta dari Kejari OKI pun sudah juga, dan masalah keuangan dan anggaran sekolah saya tidak tau menahu karena dari pihak bendahara lah yang mengetahui hal tersebut nanti kalau beliau ada kalian akan dipertemukan.” Jelasnya
Adapun awak media Kompassidik mempertanyakan juga kepada kepala sekolah tentang anggaran dana sarana dan prasarana di TA 2023 Rp 130 jutaan lebih dan di TA 2024 Rp 230 jutaan lebih, dan awak media juga menanyakan apa yang di renovasi di sekolah SMAN 1 Kayuagung ini, dengan anggaran sebanyak itu.
Saat di konfirmasi kepala sekolah SMAN 1 Kayuagung mengatakan.” Tidak ada gunanya pihak sekolah mengatakan atau menceritakan tentang anggaran dana bos ke pada media, karena di sekolah kami di SMAN 1 Kayuagung sudah di periksa oleh pihak BPK Sumsel, Polda Sumsel dan polres OKI juga pihak Kejari OKI” Jadi buat apa gunanya kami pihak sekolah menceritakan tentang dana bos ke awak media. Ungkapnya
Dari keterangan kepsek mengenai bahwa anggaran dana bos SMA negeri 1 Kayuagung yang telah diperiksa oleh pihak polres OKI dan polda Sumsel, Kabiro media Kompassidik juga menanyakan tentang surat pembuktian pemeriksaan.” Akan tetapi sayangnya kepala sekolah SMAN 1 Kayuagung juga tidak bisa membuktikan atau menunjukkan kepada insan pers yang sedang konfirmasi
” Dalam perbincangan kurang lebih dari 1 jam, insan pers mau izin pergi dari SMA negeri 1 Kayuagung menuju ke polres dan Kejari OKI guna mempertanyakan apa yang sudah di sampaikan kepala sekolah tersebut.” Namun kepala sekolah menahan dan mencoba menyuap uang / amplop kepada beberapa awak media agar permasalahan ini jangan di perpanjang kan, namun awak media menolak pemberian beberapa amplop yang berisi uang tersebut.” Karena kita sebagai wartawan tidak diperkenankan menerima amplop/ uang atau pemberian sumber berita, karena hal tersebut akan berpengaruh terhadap independensi wartawan.
Agar semua ini tidak terjadi kesalahpahaman beberapa insan pers akan melaporkan kejadian percobaan penyuapan kepada awak media dan akan mempertanyakan apakah benar pihak polres OKI Kejari OKI telah memeriksa kegunaan dana BOS SMAN 1 Kayuagung sesuai keterangan dari kepala sekolah (Machrus), agar tidak menjadi berita opini. Pungkas nya (Denny)
