Tokoh Ulama dan Pakar: Waspadai Provokasi dan Politisasi Isu SARA di Tahun Politik

- Jurnalis

Jumat, 24 Februari 2023 - 15:21 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

KeizalinNews Jakarta – Di tahun politik, masyarakat diharapkan untuk selalu menjaga persatuan dan mewaspadai provokasi dan politisasi isu SARA yang dapat digunakan untuk memecah belah bangsa. Masyarakat juga agar tidak mudah terpengaruh oleh pernyataan-pernyataan yang menjadi daya ungkit untuk memecah belah masyarakat.

Hal tersebut, disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH. Marsudi Syuhud dalam sebuah acara dialog bertema “Menjaga Persatuan di Tahun Politik” di stasiun TV Nasional, Jumat (24/2) malam.

Ditambahkannya, tahun politik memiliki ciri tersendiri, maka ketka mengambil posisi politik akan membentuk situasi yang bermacam-macam. Ritual Pemilu pun diharapkan menjadi ritual yang biasa saja sehingga masyarakat diimbau untuk tenang dan menyikapi secara biasa saja, apalagi jika sampai mengancam NKRI.

“Tujuan politik adalah untuk mengkomposisikan rencana-rencana lima tahun kedepan. Yang kedua adalah untuk menyatukan, jika masyarakat bangsa sudah disatukan maka kemudian harus gotong royong dan mengecilkan suara kebisingan. Oleh sebab itu pemiulu diharapkan berjalan aman dan nyaman” kata Kyai Marsudi.

Kyai Marsudi Syuhud juga menegaskan bahwa sebagai umat beragama, kita harus menunjukkan sikap toleransi dan menghindari tindakan yang dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa.

Baca Juga :  Satres Narkoba Polres PALI Ringkus Terduga Pengedar Narkoba

“Sebagai umat beragama, kita harus menunjukkan sikap toleransi dan saling menghormati serta menghindari segala bentuk tindakan yang dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa, baik itu dalam bentuk ujaran kebencian, tindakan intoleransi, maupun tindakan kekerasan,” tegasnya.

Terkait pernyataan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri beberapa waktu lalu, Kyai Marsudi Syuhud memandang bahwa ketika seseorang membicarakan satu _statement_ atau melafalkan, maka yang mengerti adalah orang yang mengungkapkannya.

“Jika ada orang lain yang menanggapi _statement_ itu, mungkin ada pasnya, mungkin ada tidak pasnya. Karena bagi orang yang menanggapi, itu adalah sesuatu berupa tafsiran mereka sendiri dan itu bisa benar dan salah. Oleh sebab itu ada namanya tabayun, karena pastinya bu Mega tidak bermaksud seperti itu, kita harus husnudzon demi menjaga perdamaian dan persatuan ” jelasnya.

Bukan hanya itu, dia meluruskan bahwa sebenarnya pidato tersebut berisi ajakan kepada majelis taklim untuk tidak saja fokus pada urusan akhirat, melainkan juga pada urusan dunia, khususnya stunting.

Baca Juga :  Bhabinkamtibmas Polsek Talang Ubi Jadi Pembicara Upacara di SMPN 9 Talang Ubi, Edukasi Kamtibmas Untuk Generasi Muda 

“Menurut saya kalimat itu kalimat yang disampaikan adalah kalau bisa majelis taklim tidak saja urusan akhirat saja tapi juga urusan dunia seperti stunting ini disampaikan” imbuhnya.

Menurut Kyai Marsudi, konsep keseimbangan dunia dan akhirat, termasuk mengurusi stunting merupakan perintah agama.

“Maka jika kita mencari akhirat jangan lupakan dunia karena sesungguhnya dunia adalah lahan untuk akhirat” pungkasnya

Pada kesempatan yang sama, Pakar Komunikasi Politik Universitas Indonesia, Dr. Aditya Perdana menyatakan dalam era digital ini tidak mudah karena sepanjang apapun pernyataannya akan dipotong-potong sesuai kepentingan kelompok yang kemudian akan diviralkan. Hal ini tentu punya tujuan karena ini akan menyebar.

“Semua pihak mungkin akan menghalalkan segala cara dalam memenangkan pertarungan selama Pemilu. Oleh sebab itu perlu diingatkan. Selain itu ketika ada berita hoax, publik perlu keyakinan agar selalu berhati-hati dan menguatkan literasi digital, termasuk saring sebelum sharing. Karena penetrasi internet hebat dan kita harus mewaspadai hal itu, apalagi terkait isu etnis, agama dan sebaiknya,” pungkas Aditya.(red)

Berita Terkait

Ketua PJS Bener Meriah Kiki Arifa Ber,harap Pihak Kepolisian Bertindak Tegas Tentang Kasus Penganiayaan Mantan Istri Di Bener Meriah
Safari Jum’at di Kampung Jamat, Kapolres Aceh Tengah Ajak Perkuat Silaturahmi dan Pengawasan Anak dari Kejahatan
Dandim Aceh Tengah Serah Kunci Rumah RTLH Program TNI Manunggal Membangun Desa Ke Pada Buk Kasmawati Sebagai Penerima.
Jumat Berkah, Kapolres Aceh Tengah Tinjau Korban Kebakaran di Delung Sekinel dan Salurkan Bantuan
Letkol.Inf.Raden Herman Sasmita.Komandan Kodim 0106/Aceh Tengah Serahkan Kunci Rumah ke Ibu Kasmawati
Selesai Bangun Rumah, Dandim 0106/Aceh Tengah Serahkan Kunci Rumah ke Ibu Kasmawati
Pangdam Iskandar Muda Tanda Tangani Surat Penutupan TMMD ke-126 di Aceh Tengah
Jalan Penghubung Menuju Perkebunan Desa Kute Keramil Rampung 100 Persen Lewat Program TMMD Ke-126 Reguler
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 7 November 2025 - 19:30 WIB

Ketua PJS Bener Meriah Kiki Arifa Ber,harap Pihak Kepolisian Bertindak Tegas Tentang Kasus Penganiayaan Mantan Istri Di Bener Meriah

Jumat, 7 November 2025 - 18:38 WIB

Safari Jum’at di Kampung Jamat, Kapolres Aceh Tengah Ajak Perkuat Silaturahmi dan Pengawasan Anak dari Kejahatan

Jumat, 7 November 2025 - 14:20 WIB

Dandim Aceh Tengah Serah Kunci Rumah RTLH Program TNI Manunggal Membangun Desa Ke Pada Buk Kasmawati Sebagai Penerima.

Jumat, 7 November 2025 - 14:00 WIB

Jumat Berkah, Kapolres Aceh Tengah Tinjau Korban Kebakaran di Delung Sekinel dan Salurkan Bantuan

Jumat, 7 November 2025 - 13:35 WIB

Letkol.Inf.Raden Herman Sasmita.Komandan Kodim 0106/Aceh Tengah Serahkan Kunci Rumah ke Ibu Kasmawati

Berita Terbaru

Pemerintahan

Launching HUT ke-26, DWP Kabupaten Bima Gelar Beragam Kegiatan

Sabtu, 8 Nov 2025 - 05:37 WIB

Berita TNI Dan Polri

KODAERAL III GELAR DOA BERSAMA DALAM RANGKA PERINGATI HARI PAHLAWAN

Jumat, 7 Nov 2025 - 22:46 WIB

Berita TNI Dan Polri

JAGA SILATURAHMI, KOWAL KODAERAL III LAKSANAKAN PERTEMUAN RUTIN

Jumat, 7 Nov 2025 - 22:38 WIB