Keizalinnews.com|Takengon- Bapak sahdiman warga Kampung Jurusen Kecamatan Pegasing. yang berjualan di Jln.Takengon – Isak, Kampung tansaril Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah. Tepatnya di Simpang lampu merah tansaril, sebelah kiri kalau dari arah kota.
Menariknya di era serba canggih ini, ia memilih berjualan air tebu dengan menggunakan alat perasan tradisional yang terbuat dari kayu manis hutan.
Banyak dari kalangan mengatakan, kalau ada yang mudah, kenapa harus yang sulit?
Pak Sahdiman sambil mendorong gurilen berucap “Era boleh berubah, tapi tradisi kearifan lokal tetap harus di lestarikan”.

Gurilen ini menjadi daya tarik tersendiri, bagi orang-orang atau konsumen Pak sahdiman yang membeli air tebunya, kita akan terhibur dengan aksi sejumlah orang yang sedang menggulirkan alat perasan ini ke kiri dan ke kanan.
Dan untuk sekedar info, bapak ini mulai berjualan pukul 15:00 – 18:30 WIB selama bulan ramadhan 1443 H, dan rencanya ia juga buka setelah ramadhan berakhir, untuk harga jual hanya Rp 5.000 saja per satu bungkus pelastik. Bagi kawan-kawan yang penasaran bagaimana dengan cara peroses pemerasannya, buruan besok singgah sambil ngabuburit.(Dio)









