KeizalinNews.Com, Makassar (Sulsel)– Aksi unjuk rasa yang digelar di depan Gedung DPRD Sulawesi Selatan berujung ricuh. Massa yang tidak terkendali membakar sebagian bangunan gedung parlemen daerah tersebut, menciptakan kepanikan dan gangguan serius di tengah kota.Jumat (29/8/2025)
Situasi semakin memanas ketika akses bagi kendaraan pemadam kebakaran tertutup oleh kerumunan demonstran.Di tengah kekacauan tersebut, Panglima Divisi Infanteri 3 Kostrad, Mayor Jenderal TNI Bangun Nawoko, tampil di garis depan.
Bersama sejumlah prajuritnya, ia turun langsung ke lokasi kejadian untuk menilai kondisi dan mengambil langkah cepat dalam pengendalian situasi darurat. Kehadirannya menjadi sorotan di tengah krisis yang belum terkendali.

Pasukan Kostrad segera berinisiatif membuka jalur agar armada pemadam kebakaran dapat menjangkau lokasi kebakaran. Tindakan cepat ini dianggap sangat krusial karena titik api terus meluas dan membahayakan area sekitarnya.
Langkah sigap para prajurit itu turut mempercepat penanganan kebakaran agar tidak menyebar lebih jauh.Selain membantu pemadam kebakaran, prajurit TNI juga bergerak memberikan bantuan kemanusiaan.
Mereka membagikan air minum kepada warga sekitar yang terdampak aksi unjuk rasa dan kepulan asap. Tak hanya itu, beberapa anggota juga terlihat memberikan pertolongan pertama kepada masyarakat yang mengalami luka-luka ringan.
Aksi solidaritas dan kepedulian dari personel Divif 3 Kostrad ini mendapat apresiasi dari masyarakat yang menyaksikan langsung kejadian tersebut. Banyak warga menyatakan rasa lega atas kehadiran prajurit di tengah situasi yang penuh ketegangan dan potensi bahaya.
Menurut pantauan di lapangan, aksi demonstrasi yang semula berlangsung damai berubah menjadi anarkis setelah terjadi provokasi di antara massa. Petugas keamanan sempat kewalahan hingga akhirnya bantuan dari TNI menjadi sangat vital dalam upaya pengendalian kondisi.
Mayjen TNI Bangun Nawoko menyatakan bahwa keselamatan warga adalah prioritas utama. Ia menegaskan bahwa kehadiran TNI tidak hanya dalam operasi militer, tetapi juga dalam menjamin keamanan dan keselamatan sipil ketika situasi darurat muncul di wilayah tugas.
Kejadian ini kembali menjadi pengingat akan pentingnya sinergi antar lembaga dalam menghadapi situasi genting. Kolaborasi antara aparat keamanan, pemadam kebakaran, dan TNI terbukti menjadi faktor kunci dalam meredam kekacauan yang bisa saja menimbulkan korban lebih banyak.
Di tengah panasnya suasana, aksi cepat dan tanggap dari prajurit Divif 3 Kostrad tidak hanya menjadi simbol profesionalisme militer, tetapi juga menunjukkan wujud nyata pengabdian kepada rakyat. Sebuah pesan kuat bahwa TNI hadir bukan untuk menakuti, melainkan untuk melindungi dan melayani.









